Sabtu, 16 Juli 2011

Kegiatan Khitanan Massal PNPM-MP Kecamatan Bulik

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) berhasil memperoleh laba dari kegiatan simpan pinjam.
Kelebihan dari laba simpan pinjam tersebut, selanjutnya dipergunakan bagi kepentingan masyarakat kurang mampu, seperti melakukan khitanan massal, dilaksanakan di Gedung LKMD Nanga Bulik
Setiap desa di Kecamatan Bulik diberikan kesempatan untuk lima orang anak mengikuti sunatan missal. Dari 60 orang anak yang mendaftar, sampai kegiatan sunatan missal dimulai, anak yang datang mengikuti hanya sebanyak 40 orang, sedangkan sisanya tidak datang.
Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM-MP Kecamatan Bulik M Syaifudin Zuhri, mengatakan, program tersebut memang baru pertama kalinya dilaksanakan.
Kegiatan sunatan terselenggara atas hasil kesepakatan pada rapat bersama semua desa yang ada di kecamatan Bulik, dananya berasal laba dari simpan pinjam dana PNPM-MP yakni sebesar 15 persen atau kurang lebih Rp40 juta, digunakan untuk kegiatan sunatan massal untuk membantu warga kurang mampu.
Asisten III Setda Lamandau Tahan Sandi, membacakan sambutan Bupati Lamandau Marukan pada acara khinatan massal mengatakan, kegiatan khinatan massal itu sangatlah penting dilaksanakan karena bermanfaat bagi kesehatan.
Sementara itu para peserta khinatan kali ini tampaknya masih kecil-kecil, berkisar antara kelas 2 SD hingga kelas 5 SD. Saat kloter pertama akan di sunat beberapa anak terlihat menjerit dan menangis histeris, meski belum diapa-apakan.
Mereka tampak panik saat melihat tenaga medis mempersiapkan peralatan untuk mengkhitan. Akibatnya anak-anak yang masih menunggu di antrian belakang justru terlihat takut duluan, karena mendengar jeritan temannya tersebut.
(Sumber : Harian Tabengan)

Kamis, 07 Juli 2011

Gedung Sarang Walet Menjamur di Nanga Bulik


Kamis, 07 Juli 2011 10:10
BANGUNAN-bangunan ber­tingkat di tengah permukiman padat penduduk yang didesain untuk sarang burung walet kini mulai menjamur di Nanga Bulik, ibu kota Lamandau.
Di ruas Jln Cempaka misalnya,... kini ada dua bangunan bertingkat  yang mulai diope­rasikan pemiliknya sebagai sarang walet. Bangunan-bangunan serupa juga mulai berdiri di Jln Niaga, Jln GM Yusuf, dan Jln Batu Batanggui.
Kondisi itu menunjukkan bisnis sarang walet mulai diminati warga meski modalnya besar. Salah seorang pemilik gedung walet di Jln Cempaka mengaku, khusus bangunan saja, harus ada modal Rp100 juta.
‘’Permintaan atas sarang walet terus meningkat, baik di pasaran lokal maupun untuk kebutuhan ekspor,’’ ungkap pemilik sarang walet yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Lurah Nanga Bulik Mardali mengaku kewalahan atas marak­nya gedung sarang walet. Ia beralas­an, gedung itu banyak diba­ngun sebelum ada Instruksi Bupati Lamandau. Instruksi itu mengacu pada instruksi Gubernur Kalteng No.1568/KP.020/07/2010 tentang Penertiban Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Walet di Kalteng.
Meski begitu, ia mengaku terus melakukan pendekat­an kepada para pemilik dan mengimbau warga agar menunda rencana pengelolaan dan pengusahaan sarang walet sambil menunggu keluarnya peraturan daerah, serta meminta masyarakat menghentikan kegiatannya bagi yang sudah terlanjur membangun gedung sarang walet.